Menjadi Reseller Suplemen Ternama di Indonesia

Siang ini ada sebuah email yang masuk, pengirimnya dari optimum nutrition indonesia yang isinya mengundang para reseller untuk menghadiri sebuah acara kejuaraan binaraga. Untuk acara binaraga tersebut sebetulnya sudah jauh hari saya ketahui namun yang menarik perhatian saya adalah kata pembuka dari email tersebut yaitu “Dear ON reseller”.
Tanpa banyak menunda waktu segera saja saya menghubungi marketing Met-rx. Untuk diketahui saja bahwa Metrx dan ON dipegang oleh satu distributor tunggal di Indonesia.
Nah jawaban teman marketing saya yang membuat saya takjub. “Iya mas, dirimu dianggap reseller….”.
Ekekekekek ini mah namanya rejeki. Kan sepengetahuan saya untuk menjadi reseller itu ada pembelian minimal sebelum di berinya diskon reseller atau ada target tertentu bagi si reseller sebelum diakui sebagai reseller resmi (tolong koreksi kalo saya salah).
Oke singkat ceritanya, setelah mendapat penjelasan darj teman marketing tersebut saya sempat mikir yang macem-macem mengenai manfaat posisi reseller ini antara lain menjadi penjual online atau membuka gym yang juga menjual suplemen. Sebelum saya mengkhayal terlalu jauh, saya tiba tersadar bahwa pekerjaan utama saya masih lah seorang banker di bank BTN Semarang dan saya masih harus menyelesaikan studi saya.
Akhirnya solusi yang terbaik menurut saya adalah… Bila ada rekan-rekan pembaca blog ini yang tertarik membeli suplemen dengan merek dagang Metrx, Optimum Nutrition (ON), Musclemed atau Dymatize bisa menghubungi saya di oerdha@gmail.com. Sebisa mungkin saya akan memberi diskon yang terbaik buat rekan-rekan… toh prioritas saya sekarang membangun kepercayaan antara Anda dan saya daripada harus mengejar keuntungan.
Terima kasih atas kepercayaan marketing dan rekan-rekan pembaca semua.

Memilih Investasi Terbaik

Salah satu keuntungan yang bisa saya ambil dari pengalaman bekerja di industri perbankan adalah keterbukaan pikiran mengenai investasi, yang mana tidak pernah terlintas di benak saat di bangku kuliah Teknik Mesin dulu. Membaca cash flow keuangan, menganalisa kesehatan keuangan, menganalisa karakteristik calon debitur, atau membaca pergerakan ekonomi makro dan masih banyak lain yang jauh merupakan pekerjaan rutin yang berbeda dari ilmu Teknik Mesin seperti teori mekanika fluida, teknik fabrikasi atau teori perpindahan kalor.

Lalu apa yang bisa saya petik dari pekerjaan sehari-hari?

Sebagai pegawai dengan penghasilan rutin bulanan, tentu saya memiliki keinginan untuk meningkatkan nominal dari apa yang bisa saya dapatkan tiap bulan. Salah satu yang pernah saya lakukan dengan cara mendepositokan hasil tabungan saya, dengan kisaran bunga 5-6 % pada bank konvensional dan kisaran bagi hasil ekuivalen 7% pada bank syariah. Namun, dengan inflasi Indonesia sebesar 12% (perhitungan seorang kawan) maka apa yang saya depositokan tidak banyak berarti. Solusinya adalah saya harus mulai berinvestasi.

Bagaimana saya memilih instrumen investasi?

Sulit mengatakan apa yang menjadi investasi terbaik saat ini. Apakah properti, emas, atau obligasi? Tapi satu yang pasti semua instrumen investasi memiliki resiko. Resiko investasi properti? Kenaikan harga tanah tergantung dari lokasi dan investasi properti bersifat tidak liquid. Resiko investasi emas? untuk produk emas berjangka maka resikonya adalah pasar namun bagi saya emas bukanlah merupakan instrumen investasi, emas bagi saya pribadi merupakan pelindung nilai. Resiko obligasi? resikonya tinggi sekali. Dan berdasarkan pengalaman saya bila ada penawaran investasi dengan return (pendapatan) besar tapi diklaim beresiko kecil (bahkan ada yang mengklaim tanpa resiko) maka bisa dipastikan itu investasi abal-abal atau adanya unsur penipuan didalamnya.

Sebelum saya memilih instrumen investasi, saya mengukur kemampuan saya antara lain:

  1. Modal;, meminjam kata-kata dari Ellen May (Penulis buku Best Selling Smart Traders Not Gamblers, praktisi pasar modal, @pakarsaham): “menghitung modal berarti menghitung peluru”. Dengan menghitung modal, saya dapat menentukan pilihan apakah investasi di reksadana  atau investasi di saham.
  2. Tujuan investasi; investasi jangka panjang seperti reksadana saham atau campuran atau investasi jangka pendek seperti reksadana pendapatan tetap
  3. Profil resiko; apakah konservatif, agresif atau moderat.
  4. Pengetahuan; ini penting karena investasi bersifat dinamis. Kepastian di investasi adalah ketidakpastian

Pilihan saya pun jatuh pada investasi Reksadana campuran, alasannya;

  1. Modal saya berkisar 5 sampai dengan 10 juta,
  2. Tujuan investasi saya adalah 20 sampai dengan 25 tahun
  3. Saya berprofil moderate yaitu, sanggup menerima resiko sedang dengan harapan return sedang
  4. Saya tidak memiliki pengetahuan berinvestasi di bursa saham oleh karena itu saya menyerahkan pada manajer investasi untuk mengelola dana investasi
  5. Investasi reksadana praktis dan bersifat liquid
  6. Sebagian besar rekan kerja saya berinvestasi pada pasar modal

Demikian sharing saya mengenai memilih instrumen investasi. Lain kali saya akan menulis bagaimana memilih produk reksadana yang sesuai.

 

 

Ada Apa Dengan Sepuluh Ribu

Ada apa dengan uang sepuluh ribu, dua puluh ribu dan tiga puluh ribu? Seberapa bernilainya nominal tersebut untuk sebuah investasi? Maka jawabannya adalah:

“Semoga bermanfaat. Maksimalkan Rp. 10.000 Anda menjadi penghasilan Luar Biasa di Sepuluh Ribu, terbukti nyata dan efektif menjadi pasif income untuk Anda. Silahkan baca testimoninya terlebih dulu agar Anda yakin dan ingin merubah hidup anda menjadi lebih sukses. Salam Sukses”

Kalimat diatas merupakan sms yang sama terima dari sebuah nomor tak dikenal, begitu menggugah dan memberikan HARAPAN bahwa ada sebuah investasi yang mudah selayaknya membalikkan sebelah tangan apalagi dengan iming-iming dengan modal sepuluh ribu bisa berinvestasi dan mendapatkan pasif income.

Segera saja saya menuju alamat situs seperti yang tecantum dalam sms tersebut. Semakin saya membaca petunjuk-petunjuk di situs tersebut mengenai investasi yang ditawarkan semakin saya tertarik. Namun, ketertarikan saya bukan karena dorongan ingin berinvestasi melainkan adanya kejangagalan terhadap jenis investasi yang ditawarkan.

Berikut kejanggalan yang saya rasakan:

Redaksi (isi) website yang sama persis

Sama produk beda harga itu biasa, sama layanan beda redaksi itu wajar maka sama produk sama redaksi (isi) per tiap katanya adalah ADANYA SESUATU YANG TIDAK BERES. Mengapa? Bila Anda menjual suatu barang atau jasa ternyata gaya menjual dan kata-kata penawaran Anda efektif, sanggupkah Anda menerima bahwa saingan Anda melakukan hal yang sama bahkan pada setiap detilnya?

Pembanding:  sepuluh ribu, investasi dua puluh

Atau, Anda sanggup menerima bila situs sebagai media penjualan Anda di contoh persis hingga tiap kata oleh orang lain?

Sistem piramida

Sistem komisi yang ditawarkan pada sepuluh ribu, investasi dua puluh ribu lima puluh ribu dan komisi gratis dikenal sebagai sistem piramida, dimana orang pada posisi diatas (upline) mendapatkan keuntungan dari posisi dibawahnya (downline). Lalu siapa yang yang paling mendapatkan keuntungan terbesar dari sistem ini? Tentu saja orang yang pertama kali menawarakan investasi ini ( –dan investasi sejenis). Siapa dia? Silahkan Anda yang menilai.

Contoh dari sistem piramida:

Pernyataan “menjual produk” yang tidak konsisten

Anda harus kritis mengenai pernyataan ini, Anda harus bisa membedakan komisi dari hasil menjual barang atau jasa dengan komisi dari hasil merekrut orang untuk menjual.

Deskripsi:

Komisi dari menjual : Persenan (x) Jumlah barang atau jasa yang dijual

Komisi dari merekrut: Persenan (x) Jumlah orang yang direkrut

Mana letak perbedaannya? Bila komisi dari menjual maka faktor pembeli bukan faktor primer melainkan sekunder karena pengkali dari persenan adalah total barang atau jasa (produk) yang terjual. Sedangkan komisi dari merekrut maka faktor pembeli menjadi faktor primer karena komisi dihasilkan dari jumlah orang yang membeli produk dan bukan total produk yang terjual.

Sesuai prinsip saya, saya berusaha obyektif mengenai hal ini. Saya tidak akan menilai apakah investasi dari sepuluh ribu, investasi dua puluh ribu lima puluh ribu dan komisi gratis adalah investasi bodong atau admin dari website tersebut adalah seorang penipu karena tipu menipu merupakan ranah hukum. Penilaian saya kembalikan kepada Anda selaku calon investor.

Ingat ini

  1. Setiap investasi mengandung RESIKO, sehingga curigalah bila Anda ditawarkan investasi bebas resiko. Bila investasi bebas resiko itu ada maka akan menjadi topik menarik yang akan selalu di diskusikan di dunia bisnis dan dunia pendidikan.
  2. Setiap pekerjaan membutuhkan KERJA CERDAS DAN KERJA KERAS, bila bisnis tanpa kerja keras  bisa jadi merupakan money game.
  3. Berhati-hatilah dengan skema piramida (ada yang menyebut sistem matrik). Sistem ini bahkan dianggap illegal oleh Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia.
  4. Jadilah manusia cerdas, saat menerima tawaran untuk berinvestasi cari lah referensi sebanyak-banyaknya. Pepatah lama masih berlaku untuk urusan ini : “Malu bertanya sesaat dijalan”

Sumber: sepuluh ribu, investasi dua puluh ribu lima puluh ribu dan komisi gratis

Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia